Kamis, 23 Juni 2011

Ponis Satu Tahun Penjara Untuk Fauzi Si'in


SUNGAIPENUH - Mantan Bupati Kerinci Fauzi Si’in, divonis satu tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Sungaipenuh, kemarin (20/6). Selain kurungan, terdakwa kasus korupsi APBD Kerinci tahun 2008 itu juga diwajibkan membayar pengganti Rp 260 juta dan denda sebesar Rp 100 juta.
Vonis hakim tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tuntutan jaksa penuntut umum (JPU). Sebelumnya, JPU menuntut Fauzi Si’in empat tahun penjara, dengan denda Rp 200 juta dan uang pengganti sebesar Rp 2,8 miliar.

“Menyatakan terdakwa Fauzi Si’in terbukti secara sah telah melakukan tindak pidana korupsi. Dan menjatuhkan hukuman sebesar satu tahun penjara, dengan denda Rp 100 juta dan membayar uang pengganti sebesar Rp 260 juta,” ujar ketua majelis hakim Dalyusra di persidangan, kemarin.

Menurutnya, terdakwa melanggar pasal 3 Undang-Undang nomor 31 tahun 1999 yang diubah dalam undang-undang nomor 20 tahun 2001, tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Denda dan uang pengganti tersebut, kata dia, harus dibayar sejak satu bulan setelah putusan dibacakan. Jika tidak dibayar, maka masa hukuman Fauzi Si’in ditambah selama dua bulan penjara.

Dalyusra mengatakan, vonis satu tahun penjara disertai pembayaran uang pengganti dan denda tersebut dijatuhkan, karena terdakwa selaku Bupati Kerinci telah menyalahgunakan kewenangan sehingga dapat merugikan negara. Hal yang meringankan terdakwa, kata dia, dalam pledoi yang disampaikan, terdakwa telah mengabdi untuk negara dan telah banyak berbuat untuk masyarakat Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh. Salah satunya melakukan pemekaran Kabupaten Kerinci menjadi dua daerah, yaitu, Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh.

Menyikapi vonis hakim tersebut, Fauzi Si’in mengatakan, pikir-pikir dulu. “Saya pikir-pikir dulu,” ujarnya. Sementara itu, penasehat hukum Fauzi Si’in, Ramli Taha mengaku kecewa terhadap majelis hakim. Sebab, kata dia, JPU dalam persidangan tidak dapat membuktikan bahwa kliennya telah melakukan tindak pidana korupsi.

“Tidak hanya hukuman satu tahun penjara yang kita kecewakan. Satu rupiah pun beliau tidak menerima uang itu. Nah, untuk itu, karena tidak ada keadilan, secara profesional menurut hukum dan bukan menurut penasehat hukum beliau harus bebas. Itu berdasarkan fakta persidangan dan alat bukti yang mengarah kepada beliau,” terangnya.

Lantas, apakah akan menyatakan banding? Menurutnya, berdasarkan aturan hukum, dirinya dan Fauzi Si’in menyatakan pikir-pikir dulu. Artinya akan ada jawaban setelah putusan ini, sesuai dengan waktu yang diberikan majelis.

Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri Sungaipenuh Endro Ws saat dikonfirmasi di kantornya juga mengaku kecewa atas putusan hakim tersebut dan akan mengajukan banding. “Kita mengajukan banding. Putusannya satu tahun penjara dari empat tahun penjara tuntutan jaksa. Itu kurang dari 2/3. Denda dan membayar uang pengganti juga jauh dari tuntutan, kami menuntut membayar uang pengganti Rp 2,8 M dan denda Rp 200 juta. Sedangkan dalam putusan hanya dikenakan denda Rp 100 juta dan membayar uang pengganti sebesar Rp 260 juta. Itu juga jauh dari tuntutan. Kami mengajukan banding,” tegasnya.(puri kerinci)

Sabtu, 16 April 2011

PENOBATAN PEMANGKU ADAT di KERINCI

Upacara penobatan (pemberian gelar) pemangku adat di Kerinci diadakan di TANAH MENDAPO, yaitu sebidang tanah khusus yang sudah ditentukan yang terdapat ditiap-tiap kemandapoan.
Petitih adat mengatakan : " diatas tanah nan sebingkah, dibawah payung nan sekaki , tempat membekukan karang setio dengan permayo, tempat penyumpahan Depati dengan Permenti-nya dengan menghanguskan Beras Seratus Kerbau Seekor serta Beras Dua Puluh Kambing Seekor ".
Upacara ini lazim disebut dengan KENDURI PUSAKA (Kenduru Sko).
Selain pergelaran adat, dilakukan penguraian Ranji Keturunan, Penurunan benda-benda pusaka (benda2 peninggalan nenek monyang) untuk dibersihkan, disertai dengan acara kesenian dan kebudayaan.

Acara Penobatan
GELAR ADAT di
TANAH MENDAPO
Enam Luhah
Dusun Sungai Penuh &
Dusun Bernik

SKO DEPATI (pegangan Depati)

Tinggai di pandang jauh, gdang mulo basuo, nyaring kukuk, simbar ekor, lebar paruh, berkuaso dalam negeri yang bersudut empat berlawang duo, MENGGAL PUTUS, MAKAN HABIS, MEMBUNUH MATI

Didalam Adat Kerinci dikenal adanya SKO NAN TIGA TAKAH, yaitu :

1. Sko Depati
2. Sko Permenti / Ninik Mamak
3. Sko Tengganai

SKO PERMENTI (pegangan Permenti/ Ninik Mamak)

Menyusun kerukunan masyarakat, anak kemenakan, anak batino/semando, mengajun-mengarah.

SKO TENGGANAI (pegangan Tengganai)

Cepat datang Lambat Pergi, Berat samo dipikul Ringan samo dijinjing, semalu seraso dengan anak batino


HUKUM ADAT

Petitih Adat mengatakan :
" Adat pulai bertingkat naik, meninggalkan ruas dengan bukunya. Adat manusia bertakah turun, meninggalkan adat dengan pusakanya "

ADAT YANG DITINGGALKAN
1. Adat yang Empat
2. Undang yang Empat
3. Hukum yang Empat
4. Kato yang Empat

Adat yang Empat terbagi atas :

- Adat yang sebenar adat
Adat yang bersendi syarak (Alquran), syarak yang bersendi kitabullah
- Adat yang diadatkan
Waris yang diterima dari orang2 tua dahulu turun temurun sampai sekarang, seperti gelar Depati, ninik mamak, kenduri pusako dsb
- Adat yang Teradat
Peraturan yang dipakai oleh suatu negeri atau dusun, Adat yang teradat ini dapat dirubah sesuai dengan keadaan setempat dengan syarat tidak keluar dari Adat yang sebenar adat
- Adat istiadat
Peraturan yang dibuat berdasarkan musyawarah mufakat dalam suatu negeri/ dusun

PERBAYO

PERBAYO atau Parbayea dilingkungan kerapatan Adat Depati nan Bertujuh Permenti nan Sepuluh Pemangku Berdua Ngabi Teh Satyo Bawo (kawasan Sungai Penuh, Pondok Tinggi, Dusun Baru) dikenal sebagai kata-kata ikrar Persumpahan yang diucapkan sewaktu prosesi penobatan gelar adat yang dilaksanakan pada waktu kenduri sko (kenduri pusaka) yang diadakan selang 10 s/d 25 tahun sekali. Prosesi adat in dilakukan di atas Tanah nan Sebingkeh yaitu TANAH MENDAPO. Adapun Tanah Mendapo nya Depati nan Bertujuh Permenti nan Sepuluh Pemangku Berdua Ngabi Teh Santio Bawo (kawasan Sungai Penuh, Pondok Tinggi, Dusun Baru) terletak di Dusun Sungai Penuh Kecamatan Sungai Penuh, tepatnya di Depan Masjid Raya Sungai Penuh. Gelar adat yang dinobatkan dalam acara kenduri pusaka itu diantaranya adalah gelar : DEPATI, NGABI, MANGKU, RIO, DATUK beserta penobatan gelar Ninik Mamak. Untuk penobatan gelar adat Ngabi dan Depati dilaksanakan dengan menghanguskan BERAS SERATUS KERBAU SEEKOR, untuk penobatan gelar Rio, Mangku, Datuk dan gelar Ninik Mamak dengan menghanguskan BERAS DUA PULUH KAMBING SEEKOR.
Adapun Ikrar Persumpahan atau Perbayo tersebut akan dibacakan oleh orang yang bergelar Ngabi Teh Santio Bawo, setelah dibacakan lalu disebutkan nama calon pemangku adat yang bersangkutan diikuti dengan dibunyikan GONG 2 kali untuk gelar Ngabi dan Depati serta 1 kali untuk gelar Rio, Mangku, Datuk. Barulah kemudian Gerlar Adat secara resmi sah dipakai oleh seorang pemangku adat.
Berikut adalah kutipan Perbayo (parbayea) yang dibacakan oleh Ngabi Teh Santio Bawo sewaktu upacara adat kenduri Sko dalam wilayah Depati nan Bertujuh.

PARBAYO
Ngabi Teh Satyo Bawo Karang Satyo nan Samangkok
Adeapun kamai ineh malalaukan sapanjang buot dingan Karang Satyo. Diatoih basarau baimbea kapado anok janteang anok batinoa, kapado umoh kapado tanggo, kapado laheak kapado jajou. Lah manganangahkan tando breah nan saratauh kbea sikoa, breah duo puloah kambeak sikoa, ndok manjadi Depatai ndok manjadi ninek mamak.
Lah bapapah lah babimboin kapado Parmantai nan Sapuloah sarto Pamangkau nan Baduea, lah mangarak kapado kamai Ngabi Teh Satyo Bawea. Jikalau ndok manjadi Depatai ndok manjadi Ninek Mamak, itoh sudeah niang dingan buot. Jadinyo Depatai Nan Batujeuh batinnya dari Depatai nan Batujeuh, lahea nyo dari kamai Ngabi Teh Satyo Bawea. Jadinyo Ngabi Teh Satyo Bawea, batinnyo dari Ngabi Teh Satyo Bawea, lahea nyo dari Depatai nan Batujeuh. Adeapun kamai Ngabi Teh Satyo Bawea dingan Depatai nan Batujeuh umpamo bateang dingan takuyong, terandam samo terandam, terapung samo terapung, rugoi samo barugoi, labea samo balabea. Sudeah niang di pabueak di atoih Umoh Deh Umoh Patlai sandoinyo padeak Tanoh Kerjon, lubuknyo ameah pandannya ameah, sunge barameah tanjon bajurea.
Diatoih tanah nan sabingkeh di bawouh payoang nan sakakai bahimpeung piageang nan tujuh pucoak kapado Kroih Pdoak Anggon Lumpain


Sapo Mangising kno miang, Sapo manguyon kno rbeah, sapo maancak bulih utang, sapo mamindoa bulih garoih.
Ideak buloih manuhok kawan sairain, ideak buloih mangguntoin dalon lipatan, ideak buloih bakuroak bakandan daleang, ideak buloih pepak dilua incoang di dalon.

Dibaroi ingat kapado kayo Depatai nan BatujeuhPermantai nan Sapuloah Pamangkau nan Baduea, Patahouh kamai Ngabi Teh Satyo Bawea kapado kayoa Depatai nan Batujeuh Permantai nan Sapuloah Pamangkau nan Baduwea, Khalifah ngan di junjeung waraih ngan dijaweak pesan ngan di tarimoa.

Amanat ngan di pgeang oleh kamai Ngabi Teh Satyo Bawea dari ninek moyang kitoa purbokalo, dalon pahaik ngan basudut empak ngan digandun lawang ngan duwea, sudeah dilantak dingan karang satyo nan samangkok, itoh lah laheak dingan jajou, duseung dingan laman ninek muyang kitoa purbokalo, Kalau di pabueak :

Manghadeak Kamudoik di kutuk Tuhan
Manghadeak Kahilea di kutuk Tuhan
Ditangoh-tangoh dimakan bisou Kawi
Kadatoih ideak Bapucoak Kabawouh ideak Baureak
Ditangoh-tangoh di jarum kumbang
Ikang dipanggang tinggang tulang , Ayam ditambak di simbo elang
Padoi di tanang tumboah ilalang
Kunyit di tanang puteah isoi
Anak dipangkau manjadi batu
Salagi gageak itang, salagi ayea mangalea, itoah ideak buloih dirubeah . .

Manolah parbayou kapado anok janteang anok batinoa, jikok tarasoa awak ideak di dabeuhkan Glea, dijadoikan rkak dingan rkik, dijadoikan rajeuk dingan undao, manyingkek kakai sariwang, mangulon lengan bajeu, mangandang saumou ideuk, manambak bateu di bale, manikang kapalo kartoa, mangatokan awak diluwo adeak diluwo pusako, Dihukum Breah Saratauh Kbea Sikoa . .

Tarasoa puloa awak di dabeuhkan Glea, dijadoikan gleak dingan ili, dijadoikan tpoak dingan tarai, tarasoa gdeang ndok malando, taraso panjang ndok malilaik, mangupak deh, mangupoakan bleang, bagaligoi buleak bakahandoak hatai, barajea di hatai basutang di matoa, ba bneak di ibu kakai, lahea utang batin karang satyo.

Kinai lah dihangauh breah saratauh kbea sikoa, lah tapageang puloa di cihai alamak. Manoalah dalon cihai alamak, sukoa jadoi sukoa manjadoi, sukoa ngandang sukoa dikandang, sukoa ngasong sukoa di aseung.

KINAI . . . DANGEALAH KAYOA PASAK-PASAK
GLEA JATEUH PUSAKO TIBEA . . .

Namo : ...........................
Gelar : ............................

(dibunyikan Gong 2 kali untuk Depati dan Ngabi. Dibunyikan Gong 1 kali untuk Mangku, Rio, Datuk)